Selasa, 29 Desember 2009

TUGAS SEMESTER 1

PENGUBAHAN PERILAKU MENYIMPANG MURID SEKOLAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perubahan Sosial Pendidikan
Dosen Pengampu : Ibu Ariefa

 

Oleh :


Bakhtiardi Putra S (07110241001)
   


PROGRAM STUDI ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI 
YOGYAKARTA
2007

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH
 Perilaku bermasalah adalah suatu permasalahan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan semata-mata perlaku tersebut destruktif atau menganggu proses pembelajaran, melainkan suatu bentuk perilaku agresif atau pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerja sama dengan teman, yang merupakan perilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar murid, dan hal itu termasuperilaku bermasalah.
 Perilaku bermasalah yang nampak di permukaan,l baru merupakan indikasi bahwa murid memiliki masalah. Guru hendaknya menyikapi jauh dibalik perilaku yang nampak, agar memiliki pemahaman tentang karakteristik perilaku murid yang sebenarnya.
 Sekarang ini banyak sekali murid yang berperilaku bermasalah atau menyimpang. Ini disebabkan karena berbagai factor, yang membuat murid ini berperilaku bermasalah atau menyimpang. Oleh karena itu guru sangat berperan dalam menyikapi perilaku muridnya, jika ini tidakb isa diatasi maka kemungkinan besar Bangs Indonesia ini akan bergerak dari Negara yang berkembang menjadi Negara terbelakang.
 Pendekatan bimbingan perkembangan membawa implikasi bahwa pengubahan perlaku muriod bermasalah atau menyimpang dapat dilakukan dengan mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan karakterisktik perkembangan murid.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Perilaku adalah sesuatu yang diperbuat oleh seseorang atau pengalaman. Kartini Kartono (1982:53) mengungkapkan bahwa ada dua jenis perilaku manusia yaitu perilaku normal dan perilaku abnormal. Perilaku normal adalah perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan perilaku abnormal yaitu perilak yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma-norma social yang ada. Perilaku menyimpang atau bermasalah yaitu perilaku yang berbeda atau menyimpang dari kebiasaan atau norma-norma umum.

B. FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MENYIMPANG
Secara genetic, anak diyakini telah memiliki bawaan-bawaan tertentu sebagai potensi dasr untuk berkembang. Namun, bagaimana potensi-potensi bawaan itu berkembang tidak lepas dari pengaruh kondisi lingkungan tempat individu berkembang. Pengaruh-pengaruh interaktif bawaan lingkungan inilah yang akan menentukan perkembangan perilaku anak.
Secara garis besar, ada tiga klasifikasi lingkungan yang mempengaruhi anak berperilaku menyimpang yaitu sebagai berikut :
1. Lingkungan Keluarga
Sejak lama, keluarga sudah diknal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensinya peran dan pengaruh lingkungan keluargalah dalam pembentukan perilaku dan kepribadian anak.
Sebagian besar waktu anak lazimnya dihabiskan dilingungan keluarga. Besarnya peluang dan kesempatan interaksi ini akan sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan perlau anak. Jika kesempatan ini disia-siakan karena kesibukan kerja orang tua, bahkan diisi dengan hal-hal yang cenderung kearah negative maka besar ekali kemungkinannya anak tersebut akan mempunyai perilaku yang menyimpang atau bermasalah.
2. Lingkungan Sekolah
Sejak lama, sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Selama kurang lebih lima sampai enam jam pada hamper setiap hari, umunya anak-anak berada dalam sekolah. Mereka disekolah bukan hanya hadir secara fisik, melainkan mengikuti berbagai kegiatan yang telah dirancang dan deprogram sedemikian rupa. Karena itu disamping keluarga, sekolah memiliki peran yang sangat berarti bagi perkembangan perilaku anak.
Dalam interaksi di sekolah, murid bertemu dengan berbagai macam karakteristik murid yang lain. Mereka saling berinteraksi dan mengetahui kebiasaan masing-masing murid. Jika pengawasan guru lemah maka murid yang masih lugu dan polos akan meniru perilaku yang merugikan. Karena pada dasarnya manusia itu selalu ingin tahu dan ingin mencoba selain itu perilaku yang mrugikan itu mudah sekali ditiru daripada perilaku yang baik.
3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat tempat anak-anak hidup dan bergaul dengan anak-anak dan prang dewasa lainnya juga merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Di sana mereka bergaul, di sana mereka melihat orang-orang berperilaku, di sana mereka menyaksikan berbagai peristiwa dan si sana pula mereka menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang seyogyanya dipenuhi oleh yangbersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang intraksional anak pada masyarakat ini akan memberikan kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku dan perkembangan pribadi anak.
Lingkungan masyarakat dapat mendukung apa yang dikembangkan di rumah dan di sekolah. Jadi jika yang didapat di rumah dan di sekolah adalah hal-hal yang negative maka bisa jadi dalam masyarakar murid tersebut akan berkembang dengan perilaku yang menyimpang.

C. BENTUK-BENTUK PERILAKU MENYIMPANG ATAU BERMASALAH
Salah satu kesulitan memahami perilaku menyimpang atau bermasalah adalah karena perilaku tersebut tapil dalam perilaku menghindar dan mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut mekanisme pertahanan diri. Disebut mekanisme pertahanan diri, karena denga perilaku tersebut individu dapat mempertahankan diri atau menghindar dari situasi yang menimbulkan ketegangan. 
Bentuk-bentuk umum perilaku menyimpang atau bermasalah adalah sebagai berikut :
01. Rasionalisasi 
Perilaku rasionalisasi ditunukan dalam bentuk memberikan penjelasan atas perilaku yang dilakukan oleh iindvidu, penjelasan yang tampak biasanya cukup logis dan rasional tetapi pada dasarnya apa yang dijelaskan itu bukan merupakan penyebab nyata karena dengan penjelasan tersebut sebenarnya individu bermaksud menyembunyikan latar belakang perilakunya.
02. Sikap Bermusuhan
Sikap ini tampak dalam perilaku agresif, menyerang, mengganggu, bersaing dan mengancam lingkungan.
03. Menghukum Diri sendiri
Perilaku ini tampak dalam wijud mencela diri sendiri sebaai penyebab utama kesalahan atau kegagalan. Perilaku menghukumk diri sendiri ni terjadi karena individu cemas bahwa orang lain tidaka akan menyukai dia sekiranya dia mengkritik orang lain. Orang seperti ini memiliki kebutuhan untuk di akui dan di sukai yang amat kuat.
04. Refresi atau Penekanan
Perilaku refresi ini situnjukan dalam bentuk menyembunyikan dan menekan penyebab yang sebenarnya keluar batas kesadaran. Individu berupaya melupakan hal-hal yang menimbulkan penderitaan hidupnya.
05. Konformitas
Perilaku ini ditunjukan dalam bentuk menyelamatkan diri dengan atau terhadap harapan-harapan orang lain. Dengan memenuhi harapan orang lain, maka dirinya akan terhinddar dari kecemasan. Orang seperti ini memiliki harapan social dan ketergantungan yang tinggi.
06. Sinis
Perilaku sinis muncul, dari ketidakberdayaan individu untuk berbuat atau berbicara dalam kelompok. Ketidakberdayaan ini membuat dirinya khawatir akan penilaian orang lain terhadap dirinya, dan perilaku sinis merupakan perilaku menghindar dari penilaian orang lain.

D. UPAYA MEMBANTU MURID YANG BERPERILAKU MENYIMPANG 
Kepembimbingan guru dalam proses pembelajaran dinyatakan dalam upaya menanggulangi murid yang berperilaku menyimpang. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu : 
≥ Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok. Dalam hal ini guru dapat bekerja sama dengan konselor sekolah, jika disekolah tersebut telah ada konselor (guru pembimbing)
≥ Memanfaatkan pendekatan kelompok dalam melakukan bimbingan. Dalam mewujudkan fungsi bimbingan di dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan metode yang bervariasi yang memungkinkan murid-murid mengembangkan ketrampilan kehidupan kelompok.
≥ Mengadakan konfrensi kasus dengan melibatkan para guru dan orang tua murid. Konfrensi kasus ini dimaksudkan untuk menemukan laternatif pemecahan bagi kasus yang mnimpa murid.
≥ Menjadikan segi kesehatan mental sebagai salah satu segi evaluasi. Evaluasi di sekolah seyogyanya tidak hanya menekankan kepada segi hasil belajar tetapi juga perlu memperhatikan perkembangan kepribadian murid. Walaupun hasil evaluasi kepribadian itu tidak dijadikan factor penentu keberhasilan murid.
≥ Memasukan aspek-aspek hubungan maslah ke dalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari bahan ajaran yang harus disajikan guru. 
≥ Menaruh kepedulian khusus terhadap factor-faktor psikologis yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
 Dari uraian yang telah ada di atas dapat diketahui bahwa masih banyak murid yang berperilaku menyimpang di sekolah. Oleh karena itu guru sebagai insan pendidikan harus peduli terhadap perilaku muridnya yang menyimpang. Jika tidak peduli maka masa depan anak tersebut akan seuram dan akan berdampak pada lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Darwis, Abu. 2006. Pengubahan Perilaku Menyimpang Murid Sekolah Dasar. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar