Selasa, 29 Desember 2009

TUGAS SEMESTER 4

Pendidikan di india
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah 
Model-model kelembagaan pendidikan




 




Oleh :
Bakhtiardi P.S 07110241001





PROGRAM STUDI ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN FILSAFAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
BAB I 
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 
Kini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang penting didalam drama kehidupan dan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa dan kehendak), sosialnya dan moralitasnya. Atau dengan perkataan lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian, dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama serta hubungannya dengan tuhan.
  Begitu juga dalam pengaruhnya di Negara berkembang. Pendidikan juga mempunyai peranan krusial untuk memajukan Negaranya. Pendidikan menjadi alat utama untuk memajukan kualitas suatu bangsa agar menjadi lebih baik, bisa dikatakan bila kualitas pendidikan baik maka Negara pun akan menjadi baik. begitu pentingnya pendidikan maka pendidikan harusnya mendapat perhatian yang lebih oleh pemerintah. Baik dalam anggaran dana, maupun pemerataan pendidikan dan juga proses yang berlangsung dalam pendidikan.
Akhir-akhir ini pendidikan di Indonesia di gencarkan dengan adanya kebijakan sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Kebijakan sekolah gratis ini diharapkan dapat mengurangi angka putus sekolah yang tinggi di Indonesia ini. Tetapi apakah dengan adanya sekolah gratis mutu kualitas pendidikan Negara ini dapat lebih baik. kemudian adanya kebijakan sekolah bertaraf internasional (SBI) sekolah ini lebih mahal dari pada sekolah sekolah regular. Dan tentu fasilitas yang dijanjikan oleh SBI ini lebih lengkap dibanding sekolah regular. Dan bahasa pengantar yang digunakan pun bahasa inggris. Dari keterangan tersebut dapat di anallisis bahwa terjadi pengkotakan antara siswa yang kaya dan siswa yang miskin karena bagi siswa yang kaya pasti akan masuk ke SBI dan siswa yang miskin akan masuk ke sekolah regular sehingga akan terlihat sekali kesenjangan social yang terjadi. Kemudian penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar sama saja mengurangi rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. Dan ditakutkan sudah hilang bahasa daerah yang seharusnya masih kita lestarikan sebagai budaya bangsa ini.
Kebijakan kebijakan yang diambil pemerintah diatas tentunya sudah melalui kajian kajian terlebih dahulu. tentu kebijakam tersbut bertujuan untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satu cara untuk memajukan pendidikan Indonesia adalah dengan cata membandingkan pendidikan di Indonesia dengan Negara lain yang lebih maju. selama ini pendidikan Indonesia selalu berkiblat dengan Negara-negara barat seperti Amerika. Pendidikan Indonesia kurang membandingkan dengan Negara-negara timur seperti Arab, Mesir dll.
Negara India adalah salah satu Negara timur yang sukses dalam mengemas pendidikannya sehingga pendidikan di Negara India bisa dikatakan lebih baik dari Negara Indonesia. Perkembangan baik dari sector pendidikan maupun ekonomi sangatlah pesat. Bahkan sangat jauh meninggalkan Indonesia
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pemaparan diatas penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai pendidikan dimesir itu seperti apa. Sehingga diperoleh perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pendidikan di India itu ?



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan di india
 INDIA adalah negara dengan segudang masalah. Kemiskinan, kurang gizi, dan pendidikan yang rendah merupakan persoalan besar di negara berpenduduk lebih dari satu miliar itu. Sekitar 40 persen penduduk India buta huruf. Angka ini melambung tinggi bila masuk lebih khusus kepada kelompok masyarakat miskin, kasta rendah, dan perempuan. Indeks Pembangunan Manusia di situ berada di peringkat 127, jauh di bawah posisi Indonesia: peringkat 111. Namun, India memiliki visi dan arah pendidikan yang jelas.
 Prestasi India dalam teknologi dan pendidikan sangat mencengangkan. Bila Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di pasar kerja internasional. Bahkan, di Amerika Serikat (AS), kaum profesional asal India memberi warna tersendiri bagi negara adikuasa itu. Sekitar 30 persen dokter di AS merupakan warga keturunan India. Tidak kurang dari 250 warga India mengisi 10 sekolah bisnis paling top di AS. Sekitar 40 persen pekerja Microsoft berasal dari India.
 Pakar pendidikan dari Jamia Millia Islamia, Prof Mohammad Miyan, mengemukakan semua itu terkait langsung dengan keberhasilan India mengelola pendidikan tingginya. Orang- orang pintar India yang bekerja di luar negeri, menurut Milyan, bukan suatu kerugian, sebab mereka menyumbang devisa negara. Apalagi sekarang banyak orang pintar dari India yang selama ini bekerja di luar negeri ikut membangun India.
 PENDIDIKAN tinggi di India memang tidak seperti di Indonesia yang lebih mementingkan penampilan daripada isi. Di India, penampilan para profesornya sangat sederhana. Baju yang dikenakan tidak bermerek, kendaraannya hanya skuter produk dalam negeri. Tak sedikit yang naik sepeda. Kebanyakan gedung-gedung perguruan tinggi yang berkelas internasional justru tua dan kusam. Namun, koleksi buku diutamakan di sini. Akses internet cukup berlimpah. Gelar doktor merupakan kelaziman bagi pengajar perguruan tinggi. Bahkan, di institut-institut terkemuka 100 persen pengajarnya berkualifikasi doktor. Doktor- doktor itu mencurahkan seluruh waktunya untuk universitas, tidak dipaksa mencari tambahan penghasilan atau jabatan di luar kampus.
 Pemerintah India dapat memberikan subsidi yang sangat besar di bidang pendidikan. Sebagai perbandingan saja, untuk seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah S-2 di India, biaya total dari awal hingga mendapatkan gelar master hanya USD600 atau sekitar Rp6 juta. Itu sudah termasuk admission feedan tuition fee. Uang Rp6 juta itu pun karena dia dianggap sebagai mahasiswa asing yang harus bayar lebih mahal. Untuk warga negara India sendiri, mereka hanya membayar Rp40.000 untuk kuliah S-2 setahun. Dibandingkan dengan di Indonesia, untuk program S-2 yang sama, satu semester saja bisa menghabiskan Rp50juta. Tentu perbandingan biaya ini sudah sangat besar. Selain itu, Pemerintah India juga memberikan subsidi kertas sehingga harga buku-buku bisa sangat murah. Pemerintah India melakukan kerja sama dengan penerbit-penerbit luar negeri seperti Penguin Books sehingga mereka dapat mencetak buku di India. Tentu saja, sistem itu membuat harga buku-buku asing itu menjadi lebih murah. Buku-buku di India paling mahal hanya Rp10.000. Bandingkan saja dengan para pencinta buku di Indonesia yang harus mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk memberi beberapa buku impor saja.
 Selain itu, akses buku-buku asing juga sangat terbatas sehingga keterbatasan akses informasi dan buku turut memengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Harga majalah juga sangat murah di India sehingga untuk berlangganan sekitar tiga majalah, mereka hanya membayar 110 rupee atau sekitar Rp22.000. Adapun untuk pelajar, mereka mendapatkan kartu abonemen yang harganya 50 rupee atau sekitar Rp10.000 yang dapat digunakan untuk naik bus pemerintah secara gratis, selama empat bulan, ke mana saja. Kartu abonemen itu berlaku untuk pegawai negeri, tentara, manula, dan orang cacat.
B. Sistem pendidikan di india
 Sistem pendidikan India saat ini menggunakan pola dan substansi yang diadopsi dari negara barat, di mana pertama kali diperkenalkan oleh negara Inggris pada abad ke-19 yang merupakan rekomendasi dari Macaulay. Struktur tradisional tidaklah dikenal oleh pemerintahan Inggris dan struktur demikian telah dihapuskan pada saat itu juga. Mahatma Gandhi menjelaskan bahwa sistem pendidikan tradisional merupakan suatu pohon ilmu yang sangat indah, namun telah dihancurkan selama berkuasanya Inggris di negara tersebut. Sejarah mencatat bahwa universitas kedokteran pertama di negara bagian Kerala dimulai di Calicut pada tahun 1942-1943 pada masa perang dunia kedua. Dikarenakan kurangnya dokter untuk dapat diabdikan pada tugas militer, Pemerintah Inggris memutuskan untuk membuka cabang Universitas Kedokteran Madras di Malabar yang kemudian berada di bawah Kepresidenan Madras. Setelah berakhirnya perang, universitas kedokteran di Calicut ditutup dan para pelajar tersebut melanjutkan studinya di Universitas Kedokteran Madras.
 Dalam kurun waktu 1979-80, Pemerintah India melalui Departemen Pendidikan meluncurkan suatu program bernama Non-Formal Education (NFE) untuk anak-anak berumur kelompok 6 hingga 14 tahun yang tidak dapat bergabung dalam sekolah reguler. Anak-anak ini termasuk mereka yang putus sekolah, anak yang sedang bekerja, anak-anak dari area yang tidak terdapat akses untuk sekolah, dan sebagainya. Fokus utama dari pola ini ditujukan untuk sepuluh negara bagian yang memilik pendidikan terbelakang.. Selanjutnya, program ini diteruskan untuk daerah pedalaman termasuk daerah perbukitan, pedesaan, dan gurun di negara-negara bagian lainnya. Hingga kini program tersebut masih berlangsung di 25 negara bagian. 100% perbantuan diberikan kepada organisasi sosial secara sukarela untuk menjalankan pusat NFE tersebut.
C. Kebijakan pendidikan di india
  Kebijakan Nasional Pendidikan 1986 merupakan satu dari beberapa langkah maju yang dilakukan melalui penyediaan pendidikan dasar dan rekomendasi atas pendidikan gratis dan wajib dalam rangka pemenuhan kualitas bagi seluruh anak hingga berumur 14 tahun sebelum abad ke-21. Tujuan dari universalisasi pendidikan dasar bersumber pada tiga aspek: Petama, akses dan pendaftaran secara universal; Kedua, daya ingat yang universal dari anak hingga umur empat belas tahun; dan Ketiga, membawa peningkatan substansial kualitas pendidikan yang memungkinkan seluruh anak untuk mencapai tingkatan yang esensial dalam belajar. Kebijakan pemerintah yaitu untuk memotivasi anak agar menghadiri kelas secara reguler dan untuk meningkatkan fasilitas dalam sistem persekolahan, menyediakan pelatihan untuk guru, dan meningkatkan kemahiran belajar dari anak; serta melaksankan pendidikan wajib dengan langkah-langkah yang mempunyai sanksi.
  Upaya lainnya terhadap pemenuhan pendidikan gratis yaitu melalui Pemerintah Negara Bagian, yang telah secara aktif menghapuskan biaya sekolah pada Sekolah Negeri hingga sekolah dasar tingkat atas. Usaha-usaha juga telah dilaksanakan oleh badan-badan lokal dan institusi donor swasta untuk menjadikan pendidikan benar-benar gratis dalam segala hal. Perkembangan setiap negara maju, dan kini diikuti oleh negara berkembang, mereka telah mendeklarasikan bahwa seluruh anak yang berumur enam hingga duabelas atau empatbelas tahun harus mengenyam pendidikan sekolah dasar. Terlepas dari seberapa besar kebutuhannya, tidak ada satu orang tua pun yang diizinkan untuk memutus pendidikan anak dari sekolah. Bahkan, sekolah yang dihadirinya akan dipantau oleh badan otoritas lokal dan pemerintahnya akan diwajibkan untuk menyediakan sekolah dasar dalam jarak yang wajar untuk seluruh anak dalam usia sekolah. Oleh karenanya, undang-undang yang dibuat memuat kewajiban secara spesifik bagi anak, orang tua, badan-badan lokal, dan pemerintah. Pegawai lokal, para pengajar, dewan pengurus sekolah dapat mengunjungi rumah orang tua sang murid yang telah memindahkan anaknya dari sekolah guna memberitahukan bahwa menghadiri kelas adalah wajib. Dalam waktu beberapa tahun implementasi norma tersebut telah menyadarkan seluruh negeri India bahwa seluruh anak harus datang ke sekolah. Suatu norma seperti ini dapat lebih dilaksanakan oleh berbagai tekanan masyarakat dibandingkan tekanan oleh badan yang berwenang. Salah satu pandangan yang menguatkan ketentuan tersebut bahwa kebijakan ini merupakan ekspresi dari “political will” dan hal tersebut mengirimkan pesan kuat kepada masyarakat internasional bahwa India sangat serius dalam menghapuskan buruh anak.
  Terdapat juga satu pemikiran lain yang meyakini bahwa ketentuan hukum dengan menyediakan pendidikan wajib mungkin bukan suatu solusi yang efektif untuk situasi dan keadaan di negara India. Pengalaman dari negara Afrika menunjukan bahwa legislasi seperti wajib sekolah seharusnya tidak diperkenalkan, hal mana terdapat tempat-tempat di mana anak ingin terdaftar di dalamnya tetapi mereka tidak dapat diterima karena minimnya infrastruktur dan ketersediaan ruangan. Negara-negara bagian di India yang hampir mendekati target universalisasi pendidikan dasar seperti di Kerala dan Tamil Nadu, legislasi akan dapat membantu mereka yang keluar dari sekolah. Pemikiran seperti ini memberikan argumen bahwa sangatlah penting untuk tidak hanya meningkatkan anggaran umum pada dunia pendidikan tetapi juga memperkenalkan cara-cara untuk mengurangi pembiayaan sekolah. Walaupun hal tersebut merupakan solusi yang parsial, menurut mereka, hal itu lebih penting untuk kepentingan orang tua yang mungkin merasakan bahwa kesempatan dan biaya sekolah masihlah sangat tinggi. Hal ini secara esensial dapat dilihat sebagai permasalahan sikap, yaitu sikap dari orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka, sikap negara terhadap buruh anak dan terhadap peningkatan kualitas sistem pendidikan. Suatu legislasi tidak dapat dengan sendirinya ditegakkan.Langkah-langkah kuat dalam hal penegakkan juga harus didirikan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian kami diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Sistem pendidikan India saat ini menggunakan pola dan substansi yang diadopsi dari negara barat, di mana pertama kali diperkenalkan oleh negara Inggris
2. Kebijakan Nasional Pendidikan adalah penyediaan pendidikan dasar dan rekomendasi atas pendidikan gratis dan wajib dalam rangka pemenuhan kualitas bagi seluruh anak hingga berumur 14 tahun sebelum abad ke-21.

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/08/hukum-dan-pendidikan-di-india.html
http://www.mail-archive.com/dosen-peneliti@yahoogroups.com/msg00432.html
http://news.okezone.com/read/2009/05/19/58/221133/58/berkacalah-pada-sistem-pendidikan-india-dan-jepang
http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Kompas-Pendidikan-di-India-5
http://f4ni.wordpress.com/2008/08/20/pendidikan-di-india-pusat-keunggulan-menuju-negara-maju/
http://blog-indonesia.com/blog-archive-541-45.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar