Selasa, 29 Desember 2009

TUGAS SEMESTER 4

Pendidikan Anak usia dini
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah gerakan pemabahuruan pendidikan




 




Oleh :
cahyo edi p 0611024
Bakhtiardi P.S 07110241001
Budi ponidi 07110241020 
Ning tri pitajati 07110244009
Muhammad maghroby 0711024
  Idha ayu 07110244011
  




PROGRAM STUDI ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN FILSAFAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009


BAB I 
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG 
 Pendidikan merupakan sarana dalam rangka memajukan kualitas seseorang, melalaui pendidikan juga, pribadi seorang manusia dapat terbentuk. Begitu vitalnya peran pendidikan dalam kehidupan manusia, sehingga pendidikan seharusnya mempunyai kualitas yang sangat bermutu sehingga produk yang dihasilkan oleh pendidikan diharapkan dapat membantu manusia untuk menjadi lebih baik dan tetap survive dalam melakoni kehidupan yang semakin hari semakin kejam.
 Pendidikan yang sering didengung-dengungkan adalah perndidikan sepanjang hayat atau long life education. Yang dimaksud disini adalah proses pendidikan hendaknya berlangsung sepanjang hayat atau selama kita masih diberi umur oleh tuhan. Baik sejak lahir sampai nyawa keluar dari tubuh kita,
 Sejak lahir seorang bayi sudah mendapat pendidikan dari lingkungan sekitarnya, baik dari keluarga maupun tetangga-tetangga. Walaupun nilai pendidikan itu sangat sederhana seperti dalam hal mengenali suara, bentuk dan lain-lain. Namun itu sudah merupakan satu bentuk pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat ini tidak hanya terjadi dalam manusia yang baru lahir saja tetajuga bagi mereka yang sudah berusia tua. Agar pebih mencerdaskan otaknya, para orang tua juga harus mendapat pendidikan walaupun tidak secara formal.
 Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin maju ilmu pengetahuan pun juga semakin maju dan berkembang secara pesat. Dengan spesialisasi-spesialisai dalam dunia pendidikan. Salah satunya diantaranya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. Anak pada usia tersebut dipandang memiliki karakterisktik yang berbeda dengan anak usia diatasnya sehingga pendidikannya perlu untuk dikhususkan. PAUD telah berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama dinegara-negara maju. karena menurut ilmu tersebut pengembangan kapasitas manusia akan lebih mudah dilakukan sejak usia dini.
 PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa. Anak-anak adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus bangsa. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Merekalah yang kelak membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan kepada anak-anak kita.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah pendidikan anak usia dini
1. Abad XVIII dan sebelumnya
Istilah kindergarten atau Taman Kanak – Kanak baru dipakai Froebel tahun 1837. Meskipun demikian,pemikiran untuk mendirikan skolan khusus bagi anak – anak telah ada jauh sebelum itu. Beberapa tokoh penting seperti Martin Luher, J.A. Comenius, Pestalozzi, Darwin dan Seguin member sumbangan pemikiran yang tak ternilai untuk PAUD. Martin Luther (1483-1546), ia menyarankan agar anak laki – laki sebaiknya diberi pendidikan formal. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa anak laki – laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus mampu menghidupi keluarganya,mendidik, membimbing dan mengarahkan anak – anaknya. Untuk itu, anak – anak laki – laki sebaiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. 
Sementara itu, John Amos Comenius (1592-1670), ia menginginkan agar semua anak mendapat kesempatan belajar di sekolah. Idenya yang cemerlang dan masih dipakai sampai sekarang adalah kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum) dan kurikulum yang member kesempatan anak untuk belajar melalui pengalaman langsung (hands on curriculum). Sedangkan Charles Darwin (1959) menulis buku The Origin of Species, dalam buku tersebut ia menyatakan bahwa setiap individu memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda. Agar anak bisa tetap hidup, ia harus berlatih beradaptasi dengan lingkungannya. Dan pendidik perlu menyadari bahwa perbedaan antar individu akan berdampak pada cara belajar individu yang berbeda.
Seorang pemerhati pendidikan anak lainnya ialah J.J. Rosseeau (1712-1778), ia menuangkan pemikirannya tentang PAUD dalam novelnya emile. Ia menentang pendapat bahwa anak adalah miniature orang dewasa dan menyarankan agar anak dididik sebagaimana kodratnya. Ia berpendapat bahwa pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Sedangkan Pestalozzi (1747-1827) ia menekankan akan pentingnya kemerdekaan dan kebebasan batin anak dari segala tekanan dilingkungannya agr ia dapat belajar dan berpikir secara optimal. Ia menyarankan agar anak belajar dari benda – benda riil. Ia juga menyarankan agar rekreasi dan bermain dimasukkan sebagai bagian dari pendidikan anak.
2. Abad XIX
Salah satu tokoh pendiri taman kanak – kanak yang tenar pada abad ini ialah Friedrich Wilhelm Froebel (1782-1852). Froebel pernah belajar pada Pestalozzi meskipun ia tak seide benar dengannya. Namun, banyak persamaan pemikiran diantara keduannya mengenai TK. Ia mendirikan kindergarten (kinder = anak dan garten = taman) di jerman pada tahun 1837. Yang menarik dari sekolah Froebel ini ialah adanya gift dan occupation. Gift adalah adanyabenda – benda riil untuk sarana belajar anak. Sedangkan occupation ialah serentetan aktivitas yang urut. Selain itu tokoh PAUD pada abad ini adalah Robert Owen (1771-1850) di Amerika Serikat. Ia mendirikan sekolah anak (infant scholl) pada tahun 1824 yang terletak di New Harmony, Indiana yang kemudian menjadi terkenal. Sekolah Owen ini dalam beberapa segi memiliki kesamaan dengan sek0olah Froebel dan pemikiran Pestalozzi, yaitu menekankan agar anak belajar dari benda – benda konkret. Akan tetapi, Owen lebih menekankan pada kegiatan empiris. Menurutnya, ilmu pengetahuan diperoleh dari hasil interaksi anak dengan objek.
3. Abad XX
Pada abad ini salah satu tokoh PAUD adalah Maria Montessori, ia membuka sekolah di Roma, Italia pada tahun 1907 yang diberi nama Casa De Bambini (rumah anak). Casa De Bambini atau Children’s House di kemudian hari sangat dikenal dengan nama Montessori school. Pengalamannya mendidik anak ditulis dalam sebuah buku berjudul Scientific Paedagogy as Applied to Child Education in the Children’s House. Montessori menggambarkan kodrat anak sebagai makhluk yang memiliki daya informasi tinggi, yang dsikenal dengan teori The Absorbent of Mind Montessori, 1984). Menurut teori ini, anak memiliki daya serap yang tinggi terhadap informasi dari lingkungan sekitarnya. Menurutnya, pada tahap awal anak terus – menerus menyerap informasi dari lingkungannnya secara sadar atau tidak sadar. Disekolah Montessori, anak – anak dilatih untuk menguasai keterampilan yang akan dipakai seumur hidup (long life skills).
4. Perkembangan PAUD di Indonesia
Pola perkembangan Taman KAnak – Kanak di Indonesia dapat dikelompokkan menjadai empat tahap, yaitu zaman kerajaan, zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang dan zaman kemerdekaan. Pada zaman kerajaan, anak – anak raja pada umumnya belajar dari empu dan anak - anak dari rakyat biasa belajar di padepokan dengan system cantrik.
Pada zaman penjajahan Belanda, ada dua tipe sekolah TK, yaitu tipe Europese Lagere School (ELS) dan Froebel School. Namun hanya anak – anak Indonesia dari kalangan tertentu yang dapat memasuki kedua tipe sekolah ini, yaitu anak pegawai negeri golongan jaksa keatas. 
Ketika Jepang berkuasa di Indonesia menggantikan Belanda, system pendidikan TK beralih ke system Nippon. Hal itu antara lain disebabkan Jepang selain ingin menguasai Indonesia, juga ingin mengubah budaya Indonesia menjadi budaya Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, TK sedikit demi sedikit berkembang, dimulai di kota – kota besar. Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh penting dalam perkembangan TK di Indonesia. Jauh sebelum merdeka, beliau sudah memikirkan system pendidikan nasional, termasuk TK. Pemikiran beliau tentang PAUD dituangkan dalam buku yang berjudul Karya Ki Hadjar Dewantara bagian pertama Bab III. Beliau, melalui organisasi Taman Siswa, mendirikn Taman Indria di Kotagede, Yogyakarta pada tanggal 3 juli 1922. Taman Indria member layanan pendidikan bagi anak berusia dibawah 7 tahun. Beliau menggunakan istilah “taman” bukan “sekolah” dengan harapan bahwa TK itu bagaikan taman yang nyaman dan menyenanggkan bagi anak.
B. Pengertian paud
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
C. Tujuan paud
PAUD beujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesui falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia dan ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain. Untuk itu anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Anak juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan – keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan orang lain diperlukan agar anak mampumengembangkan kepribaian, watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan nilai – nilai nasionalisme, agama, etika, moral dan sosialyang berguna untuk kehidupan anak selanjutnya.
Selain itu tujuan yang di emban oleh pendidikan anak usia dini adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa dan untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
D. LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis (hukum) terkait pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini tersirat dalam amandemen UUD 1945 pasal 28 b ayat 2, yaitu “ Negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan”. Pemerintah Indonesia juga telah menandatangani konversi Hak Anak melalui Keppres No.36 tahun 1990 yang mengandung jewajiban Negara untuk pemenuhan hak anak. Ikut sertanya Indonesia dalam program pendidikan untuk semua pada waktu konferensi internasional di dakkar, Senegal tahun 2000. Secara khusus telah tertuang dalam UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, dimana PAUD dibahas pada bagian ke tujuh pada pasal 28.
2. Landasan Empiris 
Dilihat dari segi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan di Indonesia baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah menunjukan bahwa anak usia dini yang memperoleh pelayanan pendidikan pra sekolah sangat rendah. Rendahnya tingkat partisipasi anak mengikuti PAUD berdampak pada endahnya kualitas SDM Indonesia, diikuti juga dengan terpuruknya kualitas pendidikan disegala bidang dan tingkatan. Rendahnya kyualitas pendidikan itu antara lain dipengaruhi oleh input, terutama calon siswa sebagai input. Rendahnya kualitas calon siswa berdsarkan pada suatu kenyataan bahwa selama in perhatian terhadap PAUD masih sangat minim.
3. Landasan Keilmuan 
Otak yang secara fisik merupakan organ lembut yang ada dikepala memiliki peran yang sangat penting selain sebagai pusat system saraf juga berperan dalam menentukan kualitas kecerdasan seseorang. Optimalisasi kecerdasan dimungkinkan apabila sejak anak usia dini telah mendapatkan stimulasi yang tepat untuk perkembangan otak. Perkembangan otak tidak berjalan secara linier, namun semua bagian otak dapat di stimulasi pada saat bersamaan.
E. PRINSIP PAUD
  Dalam program PAUD haruslah terjadi pemenuhan berbagai macam kebutuhan anak, mulai dari kesehatan, nutrisi danstimulasi pendidikan, juga harus dapat memberdayakan lingkungan masyarakat dimana anak itu tinggal.
1. Prinsip pelaksanaan program PAUD harus mengacu pada prinsip umum yang terkandung dalam konverensi hak anak, yaitu :
a. Nondiskriminasi, dimana semua anak dapat mengecap PAUD tanpa membedakan suku bangsa, jenis kelamin, bahasa, agama, tingkat social serta kebutuhan khusus setiap anak.
b. Dilakuakn demi kebaikan yang terbaik untuk anak, bentuk pengajaran, kurikulum yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, emosinal, dan konteks social dimana anak tersebt tinggal.
c. Mengakui adanya hak hidup kelangsungan hidup dan perkembangan yang sudah melekat pada anak.
d. Penghargaan terhadap pendapat anak, terutama yang menyangkut kehidupannya perlu mendapatkan perhatian dan tanggapan.
2. Prinsip pelaksanaan Program PAUD harus sejalan dengan prinsip pelaksanaan keseluruhan proses pendidikan.
a. Pengembangan diri, pribadi, karakter, serta kemampuan belajar anak diselsenggatakan anak secara tepat, terarah, cepat dan berkesinambungan.
b. Pendidikan dalam arti pembinaan dan pengembangan anak mencakup upaya meningkatkan sifat mampu mengembangkan diri dalam anak.
c. Pemantapan tata niali yang dihayati oleh anak sesuai system tata nilai hidup dalam masyarakat dan dilaksanakan dari bawah dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat.
F. Kurikulum dan Rencana Pembelajaran
Dengan adanya otonomi sekolah, guru atau IGTK dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Pemgembangan kurikulum hendaknya mengikuti arahan, seperti yang disarankan oleh NAEYC dalam DAP. Dalam bukunya Reaching Potentils: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children, Bredekamp dan Rosegrant (1992) menyarankan agar pengembangan kurikulum unruk PAUD mengikuti pola sebagai berikut.
1. Berdasarkan Keilmuan PAUD
Kurilulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini PAUD dan hasil – hasil penelitian tentang belajar dan pembelajaran. Kajian keilmuan secara komprehensif hendaknya menjadi landasan pengembangan kurikulum. Pengetahuan, keterampilan, serta sikap merupakan satu kesatuan. Cara memperoleh pengetahuan dan keterampilan akan mempengaruhi sikap anak, begitu pula sebaliknya (Katz dan Chard, 19789).
2. Mengembangkan Anak Secara Menyeluruh
Tujuan kurikulum hendaknya ditujukan untuk mengembangakan anak secara menyeluruh, yang meliputi aspek fisik-motorik, social, moral, emosional dan kognitif.

3. Relevan, Menarik, dan Menantang
Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik dan menantang anak untuk melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba, dan berpikir. Kurikulum yang efektif dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari konteks yang berarti dalam kehidupan anak.
4. Mempertimbangkan Kebutuhan Anak
Perencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat dan ideology bangsa secra nasional. Kurikulum hendaknya realistis dan dapat dicapai anak. Apa yang dipelajari anak hendaknya sesuai dengan apa yang didinginkan anak, masyarakat dan Negara.
5. Mengembangkan Kecerdasan
Kurikulum hendaknya mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir, menalar, mengambil keputusan danmemecahkan masalah. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya tidak bersifat hafalan, tetapi mengembangkan kecerdasan dengan cara melatih anak berpikir, bernalar, mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
6. Menyenangkan 
Kurikulum disesuaikan dengan kondisi psikologis anak sehingga anak merasa mampu, senang, rileks dan nyaman belajar di TK. Anak usia dini suka bermain, aktif dan selalu ingin tahu. Oleh karena itu, kegiatan kurikuler dirancang agar anak dapat belajar sambil bermain, aktif secara fisik dan mental untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
7. Fleksibel 
Kurikulum hendaknya bersifat fleksibel, baik tentang isi maupun waktu agar dapat disesuaikan dengan perkembangan, minat dan kebutuhan setiap anak. Kurikulum TK diharapkan bisa mengakomodasi hal - hal baru, menyediakan alternative dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Selain itu, dalam pelaksanaannya tidak terlalu dibatasi oleh waktu.
8. Menyatu dan Padu
Kurikulum TK bersifat menyatu dan padu (unified and integrated), artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri – sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit.
Untuk mengembangkan kurikulum, sebaiknya guru memperhatikan hal – hal berikut:
a. Dasar filosofi dan model TK yang akan dipakai, misalnya model Froebel atau model Montessori.
b. Dasar yuridis, yaitu aturan – aturan dari pemerintah yang berlaku secara nasional.
c. Prinsip dasar keilmuan PAUD, teori perkembangan anak, teori belajar dan pembelkajaran anak usia dini, Mengakui adanya hak hidup kelangsungan hidup dan perkembangan yang sudah melekat pada anak,
d. Kebutuhan anak dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
e. Kebutuhan masyarakat dan kecenderungan perubahannya.
f. Kemampuan guru dan tersedianya fasilitas di sekolah.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian kami diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan,sosio emosional,bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
2. Tujuan PAUD adalah membentuk anak Indonesia yang berkualitas
3. Landasan PAUD ada tiga yaitu landasan yuridis, empiris dan keilmuan
4. Prinsip PAUD harus Nondiskriminasi, Dilakuakn demi kebaikan yang terbaik untuk anak, Penghargaan terhadap pendapat anak
5. Kurikulum PAUD hendaknya terdapat :
a. Berdasarkan Keilmuan PAUD
b. Mengembangkan Anak Secara Menyeluruh
c. Relevan, Menarik, dan Menantang
d. Mempertimbangkan Kebutuhan Anak
e. Mengembangkan Kecerdasan
f. Menyenangkan
g. Fleksibel
h. Menyatu dan Padu


DAFTAR PUSTAKA

Mansur.2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suyanto, Slamet.2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta: Hikayat Publishing.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dinis
 http://qeeasyifa.multiply.com/journal/item/61/MEMAHAMI_PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI
 http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2008/bulan/12/tanggal/19/id/849




Tidak ada komentar:

Posting Komentar